Rabu, 15 Mei 2013


CDI

Bisa disimpulkan sebagai salah satu bagian penting untuk operasional mesin, CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan suatu unit pengatur proses pengapian elektrik untuk mesin motor. Satu unitnya dilengkapi rangkaian kapasitor, dioda dan SCR (Silicon Controlled Switch). Dengan didukung suatu unit sensor waktu pengapian berupa pick up coil atau pulser yang terpasang di dekat magnet, sensor dikirim menuju CDI secara otomatis tanpa harus melakukan proses penyetelan.
Pada prakteknya, penanganan yang tidak tepat pada CDI akan berujung fatal, artinya CDI akan berumur singkat. So banyak hal yang harus diperhatikan agar perangkat elektronik ini akan awet pakai. Yang harus diperhatikan agar CDI berumur panjang antara lain :

SESUAIKAN JENIS CDI
Di pasaran terdapat dua jenis CDI,  yaitu AC dan DC. Jangan sekali-kali salah pilih. Hati-hati dalam pemilihannya dan jangan asal comot. Karena keduanya memiliki karakter berbeda. Begitu juga dengan pick up coil, jangan salah memilihnya dengan memperhatikan sinyal serta panjang tonjolan sensornya.

POSISI PEMASANGAN
Tidak boleh asal pasang, posisi penempatan CDI harus diperhatikan dengan cermat. Ada dua hal penting, pertama yakni hindari pemasangan di area dekat mesin. Saat mesin beroperasi, tentu saja area mesin akan menebar suhu panas. Jika terus menerus dikenai panas, rangkaian elektrik dalam CDI akan mudah terganggu. Hal penting kedua, jauhkan CDI dari area yang mudah terkena air. Seperti kita tahu, cairan baik itu berupa air ataupun embun merupakan piranti konduktor alias penghantar listrik. Jika rangkaian kabel CDI terendam air, tentunya antar bagian kabel akan mudah terkoneksi sehingga riskan terjadi konsleting. So alangkah lebih bijak jika soket kabel CDI tetap dilindungi dengan sekat karet. Selain mampu menjaga kabel dari cairan, tentunya juga akan menjaga kabel dari kotoran yang bisa saja menganggu koneksitas rangkaian kabel CDI.

PENENTUAN JALUR PEMASANGAN
Setiap CDI akan dilengkapi beberapa jalur input serta output yang berbeda baik itu dilengkapi 4 atau 5 kaki. Yang harus diperhatikan, setiap kaki tersebut sudah ada jalurnya. Salah pemasangan bisa berujung fatal yakni terjadinya konsleting. Karenanya cermatilah jalur pemasangan kaki-kakinya untuk menghindari konsleting. Karenanya setiap unit CDI dilengkapi dengan soket kabel koneksi CDI yang akan menghindarkan salah jalur pemasangan.

MAKSIMALISASI KONEKSITAS
Salah satu sebab yang sering merusak CDI adalah koneksitas yang tidak sempurna. Hal ini bisa membuat arus CDI akan mudah tersambung tapi juga mudah terputus. Hal ini banyak disebabkan oleh konektor kabel (skun) yang longgar. So, sebaiknya selalu lakukan pemeriksaan kerapatan skun mengait kutub-kutub CDI. Bila perlum ganti skun dengan skun yang berkwalitas.

JANGAN PERKECIL DIAMETER KABEL
Trend modif Racing Look memang membumi, salah satu syarat wajibnya mesti tampil resik. Yang  sering terjadi, untuk menyederhanakan instalasi kabel kelistrikan, banyak yang lantas mengganti kabel instalasi listrik dengan kabel berdiameter kecil termasuk juga untuk kabel CDI. Hal ini jelas sangat tidak disarankan karena semakin kecil diameter penampang kabel, maka akan semakin berkurang arus yang masuk ke CDI akibat hambatan arus yang semakin besar. Selain suhu kabel mudah panas, CDI juga mudah rusak karena terjadi konsletin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar